Apa Itu Predatory Pricing? Strategi, Dampak, dan Cara Menghindarinya
Pendahuluan
Pernahkah Anda melihat produk yang dijual dengan harga jauh lebih murah dibanding pesaing? Mungkin Anda berpikir, "Wah, ini kesempatan bagus!" Namun, bisa jadi itu adalah strategi predatory pricing alias penetapan harga predator. Taktik ini sering digunakan perusahaan besar untuk menyingkirkan pesaing dan mendominasi pasar.
Artikel ini akan mengupas tuntas predatory pricing, mulai dari definisi, cara kerja, dampak, hingga regulasi yang mengaturnya. Jangan lewatkan juga tips menghindari dampak negatifnya, baik sebagai konsumen maupun pemilik bisnis!
Apa Itu Predatory Pricing?
Predatory pricing adalah strategi penetapan harga yang sangat rendah—bahkan di bawah biaya produksi—dengan tujuan mengeliminasi pesaing dari pasar. Setelah pesaing keluar, perusahaan bisa menaikkan harga sesuka hati untuk mendapatkan keuntungan besar.
Strategi ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar dengan modal kuat, sementara bisnis kecil yang tidak mampu bertahan akan terpukul dan akhirnya gulung tikar.
Ciri-Ciri Predatory Pricing
Harga produk dijual jauh di bawah harga pasar atau biaya produksi.
Strategi ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu hingga pesaing tersingkir.
Setelah pesaing keluar, harga kembali dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi.
Biasanya dilakukan oleh perusahaan dengan kekuatan modal besar.
Bagaimana Cara Kerja Predatory Pricing?
Strategi ini berlangsung dalam beberapa tahap:
1. Menjual dengan Harga Murah (Tahap Awal)
Perusahaan besar menurunkan harga produk di bawah biaya produksi agar menarik lebih banyak konsumen dan menyingkirkan pesaing yang tidak mampu bersaing.
2. Pesaing Tidak Mampu Bertahan (Tahap Menengah)
Bisnis kecil yang tidak memiliki cadangan modal besar akan kesulitan bersaing dengan harga murah tersebut. Mereka akan mengalami kerugian dan terpaksa keluar dari pasar.
3. Memonopoli Pasar (Tahap Akhir)
Setelah pesaing tersingkir, perusahaan yang menerapkan predatory pricing akan menaikkan harga setinggi mungkin untuk memaksimalkan keuntungan. Konsumen pun tidak punya banyak pilihan selain membeli dari mereka.
Contoh Kasus Predatory Pricing
Banyak kasus predatory pricing yang terjadi di dunia, beberapa di antaranya:
Amazon vs. Pesaing Kecil: Amazon pernah dituduh menjual buku dan produk lain dengan harga sangat murah untuk mematikan pesaing kecil.
Walmart di Kanada: Walmart dituduh menggunakan strategi predatory pricing untuk menyingkirkan toko kelontong lokal.
Microsoft vs. Netscape: Microsoft menurunkan harga browser Internet Explorer hingga gratis, membuat Netscape sulit bersaing.
Dampak Predatory Pricing
Strategi ini membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif:
Dampak Positif
Konsumen menikmati harga murah dalam jangka pendek.
Bisa mempercepat pertumbuhan bisnis besar.
Mendorong efisiensi dalam bisnis.
Dampak Negatif
Pesaing kecil gulung tikar.
Pasar dikuasai satu perusahaan (monopoli).
Harga naik drastis setelah pesaing hilang.
Inovasi berkurang karena kurangnya persaingan.
Apakah Predatory Pricing Legal?
Di banyak negara, termasuk Indonesia, predatory pricing dilarang karena bisa merusak persaingan usaha yang sehat. Beberapa regulasi yang mengatur predatory pricing:
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Indonesia aktif mengawasi kasus predatory pricing.
Sherman Antitrust Act (AS) melarang perusahaan menggunakan strategi ini untuk menguasai pasar.
Namun, membuktikan adanya predatory pricing bukanlah hal mudah. Diperlukan bukti bahwa perusahaan dengan sengaja menjual di bawah harga produksi untuk mengeliminasi pesaing.
Bagaimana Cara Menghindari Dampak Predatory Pricing?
Jika Anda adalah pemilik bisnis atau konsumen, berikut beberapa cara untuk menghadapi predatory pricing:
Bagi Konsumen
Jangan hanya tergiur harga murah, perhatikan kualitas dan keberlanjutan produk.
Dukung bisnis lokal agar tetap bertahan.
Gunakan layanan perbandingan harga sebelum membeli.
Bagi Pemilik Bisnis
Fokus pada nilai tambah produk, bukan sekadar harga.
Gunakan strategi diferensiasi (misalnya layanan pelanggan yang lebih baik).
Bangun komunitas pelanggan setia.
Lapor ke pihak berwenang jika mengalami persaingan tidak sehat.
Kesimpulan
Predatory pricing adalah strategi harga yang bisa berbahaya bagi persaingan bisnis dan konsumen dalam jangka panjang. Meskipun tampaknya menguntungkan karena harga murah, strategi ini bisa menyebabkan monopoli dan harga yang tidak adil di kemudian hari.
Sebagai konsumen, kita perlu lebih bijak dalam memilih produk. Sebagai pemilik bisnis, penting untuk memahami strategi ini agar tidak terjebak dalam persaingan tidak sehat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai strategi bisnis lainnya, kunjungi artikel terkait di kangruli.web.id!